shine on

shine on
lestari bumi bukanlah mimpi

Selamat Datang

Wilujeng Sumping, Sugeng Rawuh, Welcome......

Mengenai Saya

Foto saya
Kuningan, Jawa barat, Indonesia
Iwan Mulyawan, M.Sc jebolan Konsentrasi Perencanaan Pembangunan Wilayah Prodi Geografi Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Jogjakarta. Sekarang bekerja di Badan Perencanaan Pembangunan Wilayah... Suka berdiskusi tentang isue-isue wilayah yang aktual demi pengembangan keilmuan dalam wacana kewilayahan

Senin, 15 Maret 2010

Pengembangan Transportasi

ENAM STRATEGI
UNTUK PENGEMBANGAN TRANSPORTASI
KOTA BESAR

Ralph Gakenheimer
Professor of Urban Planning and Civil Engineering
Massachusetts Institute of Technology, Cambridge


diterjemah dan disarikan oleh : Iwan Mulyawan, M.Sc


Tujuan Dasar:
1. Nilai kota memiliki porsi yang besar dalam produktivitas ekonomi nasional, dan potensial untuk lebih dari itu, perencanaan sebaiknya menekankan pada produktivitas ekonomi perkotaan dan mengurangi batasan-batasan dalam produktivitas.
2. Peningkatan kemiskinan kota melemahkan produktivitas dan kesejahteraan rakyat miskin, sebaiknya kondisi mereka ditingkatkan dengan peningkatan permintaan tenaga kerja dan meningkatkan akses infrastruktur dan fasilitas sosial.
3. Memburuknya lingkungan perkotaan mengancam kehidupan dan produktivitas kota, maka kebijakan sebaiknya dialamatkan untuk membalikkan tren ini, meningkatkan lingkungan perkotaan.

Tujuan Strategis Umum
1.Pedoman pembangunan fisik
Sebaiknya kita tidak mendukung pertumbuhan megapolitan terutama jika terdapat kota besar lain dalam suatu negara, karena mungkin dapat saja mereka mengakomodasi aktivitas ekonomi baru pada tingkatan produktivitas yang sama dengan sedikit urbanisasi. Kita juga tidak perlu mencoba menekan atau mengakhiri pertumbuhan sejak penekanan pertumbuhan kota tidak pernah berhasil. Pertumbuhan akan tetap berlanjut dan terdapat beberapa alasan untuk menyusun pedoman, yaitu:
a)Mendesentralisasikan pembangunan, meminimalkan masalah dari banyaknya konsentrasi. Banyak perusahaan di pusat kota karena kebutuhan pelayanan bisnis dan aktivitas ekonomi yang mungkin dapat dipusatkan semuanya. Tujuannya adalah untuk memusatkan dan mempertahankan efektivitas pengelompokan ekonomi.
b)Meningkatkan konsentrasi area pembangunan, menghindari konsumsi yang tidak berkelanjutan dari area lahan pertanian.
c)Menyediakan lahan untuk perumahan dalam jangkauan tempat kerja, khusunya untuk penduduk miskin. Salah satu kerugian pemaksaan kota besar pada penduduk miskin adalah untuk memaksa mereka tinggal jauh dari tempat kerja, dimana terjadi peningkatan pengangguran dan akan membahayakan kesehatan. Meski penduduk miskin dirugikan oleh sistem tersebut, namun masalah perjalanan untuk bekerja masih memprihatinkan banyak pihak.
Jadi, ketiga tujuan dasar – produktivitas, pengurangan kemiskinan, dan ketahanan lingkungan – penting diberikan dengan memperoleh pengaruh pada lokasi pertumbuhan perkotaan.

2.Meningkatkan hubungan produktif antar aktivitas ekonomi
Hubungan produktif biasanya membutuhkan pengiriman atau bentuk lain untuk mencapai pengelompokkan ekonomi. Terkait keuntungan industri, pemerintah harus membantu dengan menyediakan infrastruktur, memberikan pajak liburan, dan membuat pinjaman khusus dan ketersediaan bisnis. Hubungan ini dapat ditingkatkan melalui muatan bandara, terminal muatan, model perubahan fasilitas barang dan penumpang, dan pembuangan limbah padat.

3.Meningkatkan program dan biaya infrastruktur
Rintangan terbesar dari produktivitas perkotaan adalah kelemahan sektor publik, karena berbagai layanan tidak mencukupi. Kurangnya infrastruktur akan menghambat pembangunan ekonomi. Layanan kota menarik kepadatan aktivitas yang berlebihan. Lingkungan rusak oleh kurangnya pembuangan air dan masuknya air limbah kedalam permukaan air bawah tanah. Transportasi hanya salah satu kasus, tapi merupakan yang paling serius.

4.Menyusun pemerintahan
Kota besar menimbulkan masalah terbesar karena menarik atensi agen pemerintahan di semua tingkatan dan bentuk fisik berarti ada lebih banyak keterlibatan pemerintah daerah. Kebutuhannya adalah untuk menciptakan satu suara dalam manajemen pembangunan baik nasional maupun daerah. Jika tidak hanya akan ada sedikit inisiatif dan dapat saja gagal untuk mencapai efisiensi aktivitas distribusi dan pelayanan. Transportasi adalah salah satu sektor yang paling parah karena minimnya institusi metropolitan.

Keputusan strategis untuk transportasi
1.Bagaimana menetapkan tarif ongkos dan membiayai transportasi perkotaan
Angkutan, seperti layanan umum yang lain, kurang dihargai di banyak kota, baik sebagai masalah dari kelayakan politik atau karena kepercayaan bahwa penglaju tidak dapat memberikan harga yang yang lebih tinggi. Saran pertama adalah meningkatkan ongkos (pembayaran) pelayanan. Secara umum, sebaiknya kota tidak mengoperasikan pelayanan yang tidak dapat membiayai sendiri. Pertanyaan selanjutnya, lalu bagaimana menetapkan biaya untuk para ahli waris (anak-cucu) kita. Terdapat sedikit teladan untuk memberi subsidi suatu bentuk transportasi umum sejak hal ini terlihat serius. Privatisasi mungkin dapat dijadikan alternatif, karena di berbagai belahan dunia terdapat ratusan kota dengan transpor bus yang diprivatisasi. Layanan angkutan yang disediakan oleh agensi publik cenderung menjadi tidak efisien, untuk mengurangi kualitas, dan untuk menyerap peningkatan subsidi pemerintah.
Ratusan kota memiliki transpor sektor informal yang menggunakan berbagai kendaraan bermotor maupun tidak bermotor dibawah pengendali kontrol minimal yang masih bertahan. Keputusan penting dalam privatisasi, apakah sistem itu merupakan kesatuan perusahaan pelayanan dibawah sebuah perjanjian pelayanan publik.
Kepemilikan angkutan merupakan sebuah isu yang sulit untuk membedakan tekanan di setiap kota. Penting untuk menganggap bahwa privatisasi merupakan sebuah ide yang secara finansial dapat berjalan tapi yang terpenting adalah modal intensif teknologi. Sebaiknya kita ingat bahwa model yang kurang menghargai transportasi perkotaan adalah mobil. Hasilnya adalah bahwa di negara yang berdekatan, pekerjaan yang masih tertunda adalah pembangunan dan perbaikan jalan. Ada kemungkinan baru dengan kemunculan jalan tol di beberapa negara. Namun kemacetan yang ada, seiring bertambahnya biaya tol harus diimbangi dengan peningkatan fasilitas sehingga sesuai dengan harga yang dibayarkan oleh para pengguna tol.
Kesimpulannya, para penglaju harus mendapatkan angkutan yang bersubsidi tetapi dihadapkan kepada masih kurangnya pelayanan dan berbagai masalah kemacetan di kota besar. Mereka akan berusaha membayar lebih agar memperoleh pelayanan yang lebih baik.

2.Bagaimana memilih model angkutan umum
Bagi para penglaju di megapolitan, bus merupakan model dasar transportasi. Tapi kota besar membuat akses pengguna kapasitas maksimal bus (sekitar 30.000 penumpang/jam sekali jalan) terlampaui. Busway diharapkan mampu mengatasi masalah itu. Kapasitas yang lebih besar (dapat sampai 39.000/ jam/sekali jalan) dan memiliki beberapa keuntungan dibanding metro. Busway dapat dibangun dimana angkutan melewati jalur kemacetan lalu lintas, dapat memuat lebih banyak penumpang dan jalannya dapat dibangun secara bertahap. Kota dapat membangun rute busway dengan dana yang digunakan untuk alokasi satu metro. Kelemahan busway adalah: lebih banyak membutuhkan tenaga untuk operasional bus, pengendali macet, dan jalan raya.
Saat menentukan angkutan umum mana yang lebih tepat di perkotaan, tak lupa kita masukkan angkutan yang paling sederhana, yaitu sepeda. Masalahnya, di jalanan kota sepeda dapat membahayakan karena ukurannya yang lebih kecil daripada kendaraan lain. Ada indikasi yang baik bahwa kota yang ingin mempromosikan penggunaan sepeda melalui program pendidikan, dikombinasikan dengan model sepeda dan ketetapan hukum jalur sepeda dapat memberi dorongan untuk menggunakan sepeda. Saran ini tidak memakan banyak biaya serta memiliki keuntungan karena dapat mengurangi kemacetan dan polusi udara.

3.Bagaimana mengendalikan penggunaan mobil
Mobil adalah model transportasi yang menunjukkan kemakmuran, pengguna yang tinggal di kawasan sedikit penduduk, dan komunitas pemakan lahan dengan sedikit modal umum untuk menyediakan fasilitas perjalanan. Mobil menyebabkan kemacetan dan polusi udara. Cara untuk mengendalikan penggunaan mobil di perkotaan:
•Larangan mengemudi reguler
•Penyelenggaraan parkir
•Pengurangan lahan parkir
•Jalur pejalan kaki di jalan-jalan utama
•Rancangan perijinan khusus yang membutuhkan pembayaran saat dimasuki dengan mobil

4.Bagaimana meningkatkan mobilitas penduduk miskin
Tantangan terbesar bagi kota besar adalah bagaimana mengakomodasi mobilitas penduduk miskin yang bekerja di kota. Mayoritas kota besar bahkan mengalami masalah pengangguran. Inti masalah adalah aksesibilitas, bagaimana rute saat mecari kerja dan bagaimana cara mencapai lokasi kerja setiap hari.
Solusi:
•Memperbaiki jalan lokal
•Menyediakan layanan angkutan yang memadai
Beberapa saran untuk mengatasi permasalahan mobilitas bagi orang miskin, diantaranya:
•Menganalisa struktur kota
•Berunding dengan para penglaju

5.Bagaimana melindungi lingkungan melalui kebijakan transportasi
Dua dampak utama penggunaan transportasi terhadap lingkungan adalah polusi udara dan konsumsi lahan. Polusi udara merupakan masalah yang menjadi perhatian utama di banyak kota besar.
Solusi untuk mengurangi polusi udara:
•Membatasi penggunaan mobil pribadi di daerah padat penduduk
Intervensi pemerintah daerah dapat dilakukan dengan menetapkan aturan pembatasan penggunaan mobil pribadi, khususnya di pusat kota yang terkontaminasi.
•Peningkatan teknologi untuk mengurangi emisi bahan bakar
Solusi untuk mengurangi konsumsi lahan akibat urbanisasi:
•Transportasi turut berperan untuk mendukung sebuah aturan yang proaktif.
•Pengendali selanjutnya adalah peningkatan infrastruktur, khususnya air dan penyaluran kotoran yang berkaitan langsung dengan pengendalian pembuatan bangunan secara berlebihan yang menjamin bahwa pembangunan lahan memuat batasan kota yang kuat, membatasi perluasan ke luar saat kota berkembang.

6.Bagaimana menciptakan institusi transportasi sempurna yang memastikan pelayanan baik dan implementasi keputusan
Keputusan penting dibuat di tingkat nasional, dimana pembiayaan datang. Tapi inisiatif pemerintah pusat saja tidak dapat diharapkan berjalan sukses jika diterapkan pada konteks daerah. Pelayanan dan keputusan tentang lokasi tertentu seringkali dibuat di pemerintahan kota (daerah). Tapi lingkup masalah dan solusinya adalah metropolitan dan megapolitan, bukan nasional atau daerah. Institusi transportasi dibutuhkan sehingga menjadi metropolitan dan menyeluruh.
Konteks metropolitan digunakan karena batas pemerintah daerah di suatu area dapat berubah-ubah. Tapi kenyataannya tidak semudah yang dibayangkan. Kewenangan metropolitan itu sendiri tidak efektif karena hanya pemerintah pusat saja yang dapat mengontrak dan menjamin pinjaman dana yang besar. Dalam banyak hal hanya pemerintah pusat yang dapat mengatur biaya angkutan. Dibutuhkan kekuasaan metropolitan yang kuat dan didukung oleh pemerintah pusat. Negara harus mengeluarkan sedikit kekuasaan bagi daerah metropolitan untuk menjamin cukupnya keuangan.
Sangat penting bahwa kekuasaan itu bersifat menyeluruh, hubungannya dengan perencanaan semua model, lahan, dan lingkungan. Kewenangan yang komprehensif memang sulit untuk dicapai tapi penting untuk membuat strategi perencanaan transportasi.

Apakah terdapat masalah dan solusi khusus untuk kota-kota besar?
Setiap masalah transportasi yang ada di kota dengan penduduk lebih dari 10 juta orang juga dialami oleh kota yang lebih kecil. Beberapa solusi teknologi membutuhkan urbanisasi dalam skala besar tapi semuanya diperkirakan hanya untuk penduduk kurang dari 10 juta. Metro dibutuhkan oleh 40.000 penumpang/ jam/sekali jalan di kota yang lebih kecil. Variabel kunci adalah tingkat pendapatan pribadi. Penerapan metro yang berhasil di dunia ini terdapat bukan di kota besar.
Faktanya, terdapat peraturan yang lebih penting daripada jika kota besar bekerja sama hanya untuk mengatasi masalah mereka. Kota besar memiliki kapabilitas untuk berhubungan dengan masalah yang dibagi dengan kota yang lebih kecil. Kota besar dapat menjadi daerah percobaan untuk mengatasi masalah dan diadopsi oleh kota lain.
Kota besar memiliki pengaruh besar dalam pembangunan. Hasilnya, kota besar menarik banyak atensi kebijakan nasional dari pers nasional dan internasional, dan juga dari investasi umum. Kota besar harus dapat menjadi model/contoh komitmen agar diikuti oleh kota yang lain dalam penyelesaian masalah, dengan berbagai inovasi; pencapaian, dan penyebaran jawaban yang berguna dalam proses pembangunan.

Dedikasi : Prof. H. Hadi Sabari Yunus., MA, DRS

1 komentar:


  1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus