shine on

shine on
lestari bumi bukanlah mimpi

Selamat Datang

Wilujeng Sumping, Sugeng Rawuh, Welcome......

Mengenai Saya

Foto saya
Kuningan, Jawa barat, Indonesia
Iwan Mulyawan, M.Sc jebolan Konsentrasi Perencanaan Pembangunan Wilayah Prodi Geografi Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Jogjakarta. Sekarang bekerja di Badan Perencanaan Pembangunan Wilayah... Suka berdiskusi tentang isue-isue wilayah yang aktual demi pengembangan keilmuan dalam wacana kewilayahan

Rabu, 17 Maret 2010

Gejala Urban Sprawl Sebagai Pemicu Proses Densifikasi Permukiman di Daerah Pinggiran Kota

Oleh : Dr. Hj. Sri Rum Giyarsih, M.Si (Elissa UGM)
Komentar : Iwan Mulyawan, M.Sc


Dalam artikel ini penulis mencoba mengungkapkan adanya Urban Sprawl yang merupakan dampak dari perkembangan suatu kota. Adanya perkembangan kota ke bagian pinggiran, menyebabkan terjadinya perubahan atau pergeseran pola penggunaan lahan, dari lahan pertanian menjadi lahan non pertanian (dalam hal ini perumahan). Akibat dari adanya perubahan ini, daerah yang berada di pinggiran kota (Urban Fringe) mengalami pertambahan kepadatan penduduk, yang nantinya secara perlahan akan merubah karakteristik dari daerah ini menjadi bercirikan kota.
Artikel ini mengambil lokasi penelitian di daerah pinggiran perkotaan Yogyakarta. Dalam artikel ini disertakan berbagai argumentasi mengenai apa yang disebut Urban Fringe maupun Urban Sprawl. Dalam tulisan ini juga disertakan sebuah tabel yang menggambarkan terjadinya perubahan penggunaan lahan pertaniaan menjadi lahan non pertanian di daearh desa – desa pinggiran Kota Yogyakarta selama rentang waktu 1987 – 1996.
Menurut penulis artikel ini, yang menyebabkan terjadinya pemadatan penduduk di daerah Urban Fringe adalah adanya keterbatasan luas lahan yang diperuntukkan untuk kebutuhan tempat tinggal di daerah perkotaan. Padahal tuntutan kepemilikan atau kebutuhan akan tempat tinggal semakin lama semakin meningkat, sehingga daerah pinggiran kota merupakan sebuah alternatif bagi para penduduk kota untuk bertempat tinggal. Selain itu daerah ini merupakan daerah tujuan pertama dari para migran yang berasal dari dareah perdesaan sebelum masuk ke pusat kota.
Menurut penulis, yang menyebabkan terjadinya pemadatan penduduk di daerah pinggiran kota selain sebab – sebab di atas adalah, adanya kecenderungan sarana pendidikan, baik pendidikan tinggi (Universitas maupun Akademi) maupun pendidikan menengah dan dasar, mendirikan bangunan tempat pelaksanaan kegiatannya di daerah pinggiran kota. Hal ini trjadi sebab adanya keterbatasan luas lahan yang terdapat di daerah pusat kota Yogyakarta sendiri yang telah penuh sesak oleh berbagai fasilitas perdagangan dan pemerintahan.
Adanya kecenderungan ini (pembangunan sarana pendidikan), menyebabkan timbulnya berbagai dampak. Dampak utama yang akan menyertainya adalah akan bermunculannya berbagai jenis bangunan pondokan tempat menetap bagi para siswa maupun mahasiswa. Sementara dampak lainnya adalah akan timbulnya berbagai bentuk bangunan penunjang keberadaan pondokan, seperti adanya warung, pusat fotokopi, toko kelontong, serta berbagai aktifitas ekonomi lainnya. Hal ini secara tidak langsung akan berpengaruh untuk merubah keadaan baik secara sosial maupun ekonomi, bahkan budaya dari masyarakat asli yang terdapat di daerah tersebut. Adanya perubahan ini juga nantinya akan menyebabkan terjadinya pemadatan bangunan di daerah pinggiran kota. Adanya pemadatan bangunan di daerah pinggiran kota ini otomatis menandai terjadinya perubahan penggunaan lahan dari lahan pertanian menjadi lahan non pertanian.
Kesimpulan yang diambil oleh penulis adalah adanya gejala Urban Sprawl ke daerah Urban Fringe menyebabkan terjadinya konversi lahan dari pertanian menjadi non pertanian, yang kemudian diikuti oleh terjadinya perubahan keadaan sosial maupun ekonomi bahkan kultural bagi masyarakat asli daerah tersebut. Penulis beranggapan perlu adanya usaha dan tindakan baik secara kuratif maupun preventif untuk menghindari terjadinya dampak buruk dari keadaan ini.

1 komentar:

  1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus